Kamis, 20 September 2012 0 komentar

Viagra Pengganti, Tertawa!!!

     Viagra atau sebutan yang akrab dengan masyarakat pil biru, merupakan obat jantung akan tetapi memiliki evek samping ereksi, sehingga sebagian masyarakat manfaatkan terutama dominan oleh sebagian kaum adam yang ingin lebih meguasai permainan di atas ranjang.  Sesungguhnya segala sesuatu yang bersifat tidak alami kurang baik menurut kesehatan, ada baiknya untuk mencari alternatif lainnya.
     "Sangat penting untuk membuat hal-hal yang tak berguna menjadi lebih ceria dan menikmati kegiatan seperti menggelitik, menggoda dan bermain-main untuk meningkatkan keintiman. Tertawa maupun seks saling melengkapi satu sama lain dalam hal memberikan kesenangan," kata dr Vinod Chebbi, terapis seks dan pernikahan di Bangalore, India seperti dilansir Mid-Day.com, Selasa (18/9/2012).

Menurut dr Vinod, tertawa dapat meningkatkan kualitas hubungan, terutama bagi pasangan yang sudah mulai jarang mencapai orgasme. Rahasia di balik tawa yang bisa mengganti khasiat viagra adalah sebagai berikut.

1. Meredakan Kecemasan dan Ketegangan

Dalam kehidupan sehari-hari, stres adalah hal yang biasa. Untuk meredakannya, tertawa bersama pasangan akan membuat suasana bosan jadi menyenangkan dan memicu fantasi liar yang melepaskan hormon bahagia atau oksitosin. Akibatnya, pasangan jadi semakin ingin dimanja dan mesra. Pengaturan mood pada dasarnya perlu dilakukan agar foreplay jadi lebih efektif.

2. Melegakan Kecanggungan

Hiburan akan membantu pasangan menjadi santai dan melonggarkan hambatan psikis. Guyonan yang cerdas seringkali terlihat seksi dan memicu gairah dibandingkan candle light dinner yang romantis diiringi lagu-lagu syahdu. Yang paling penting, keriangan yang spontan akan meredakan kecanggungan yang seringkali mengganggu hasrat bercinta, terutama pada wanita.

3. Efek Close Up

Tertawa secara sederhana merupakan bukti kedekatan antara dua orang individu. Tertawa tidak akan membuat hubungan menjadi konyol atau seolah-olah menjadi bahan bercandaaan. Nyatanya, humor selalu terbukti mempependek jarak antara 2 orang, terutama ketika sedang jatuh cinta.

Selasa, 18 September 2012 0 komentar

Kondom, Pria dan Kesalahannya!!!


     Bisa di bilang kondom adalah alat kontrasepsi yang memang sering di bahas (hayoloh.. penulis kyknya sering nih.. kiding), sesungguhnya ada banyak macam-macam alat kontrasepsi yang ada, seperti pil kb, iud, suntik kb, dll.  Seiring penggunaannya ternyata sarung yang paling di gemari kaum adam ini memiliki beberapa kesalahan dalam penggunaannya.  Peneliti dari Indiana University menganalisis 50 studi tentang penggunaan kondom dan setelah meninjau data-data penelitian yang dilakukan sejak 16 tahun terakhir, peneliti menemukan daftar kesalahan penggunaan kondom.

     Berikut 11 kesalahan penggunaan kondom yang sering terjadi, seperti dilansir menshealth, Selasa (18/09/2012) ok langsung saja kita telusuri bersama...


1.   Telat dipasang

     Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar 17 hingga 51,1 persen pria memasang kondom setelah penetrasi dimulai. Hal ini tentu tidak akan efektif memberikan perlindungan terhadap risiko penularan penyakit menular seksual.

2.   Terlalu cepat dilepas

    Antara 13,6 persen sampai 44,7 persen dari peserta penelitian melaporkan telah melepas kondom sebelum hubungan seks berakhir. Alasannya adalah karena tidak nyaman dan merasa dapat melakukan penetrasi kembali dengan aman setelah ejakulasi.

3.   Membuka gulungan kondom sebelum digunakan

    Sekitar 2,1 persen hingga 25,3 persen orang mengaku telah membuka gulungan kondom sebelum digunakan. Padahal, hal ini dapat menyebabkan efektivitas kondom berkurang.

4.    Tidak menyisakan ruang di ujung kondom

     Pria kadang melakukan kesalahan dengan memasang kondom tanpa menyisakan sedikit ruang untuk menampung sperma di ujung kondom. Kasus ini dilaporkan terjadi pada 24,3 sampai 45,7 persen dari responden penelitian.

5. Tidak mengeluarkan udara dalam kondom

      Hampir 41,6 persen pria melaporkan bahwa dirinya tidak menekan udara dari ujung kondom terlebih dahulu, sehingga kondom akan menggembung dan mempersulit pemasangan.

6. Membuka kondom menggunakan benda tajam

Antara 2,1 persen hingga 11,2 persen orang menyatakan bahwa dirinya membuka kemasan kondom dengan benda tajam. Hal ini mungkin dapat menyebabkan kondom tergores dan menyebabkan kebocoran tanpa Anda sadari.

7. Tidak dapat mengenali kondom yang telah rusak

Saat mengeluarkan kondom dari kemasannya, sekitar 74,5 persen pria tidak mampu mengenali kerusakan yang terjadi pada kondom sebelum digunakan. Hal yang harus Anda periksa adalah tanggal kadaluarsa, memastikan tidak ada lubang pada bungkus kondom, dan kesempurnaan gulungan kondom.

8. Tidak menggunakan pelumas

Antara 16 persen hingga 25,8 persen orang melaporkan menggunakan kondom tanpa pelumas. Penggunaan kondom untuk jangka waktu tertentu dapat menyebabkan kondom lebih mudah sobek jika tidak digunakan tanpa pelumas.

9. Kesalahan dalam pelumasan kondom

Sekitar 4,7 persen pria melaporkan menggunakan pelumas berbasis minyak dengan kondom lateks. Hal ini dapat melemahkan lateks dan membuatnya rentan terhadap kerusakan.

10. Menggunakan kembali kondom yang telah dipakai

Meski terdengar menjijikkan, tetapi kasus ini juga dialami antara 1,4 persen hingga 3,3 persen orang yang terlibat dalam penelitian. Beberapa orang menggunakan kembali kondom yang telah dipakai, setidaknya dua kali selama hubungan seksual.

11. Kesalahan penyimpanan

Antara 3,3 persen hingga 19,1 persen orang dalam studi menyimpan kondom dalam kondisi yang tidak sesuai dengan rekomendasi yang tertulis pada kemasan kondom. Hindari menyimpannya di bawah sinar matahari langsung atau pada dompet karena dapat menurunkan kualitas lateks.
 

 
;