Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
... Hari ini penulis akan memberikan hadiah special bagi pasangan
keluarga muslim atau bagi siapa saja yang ingin “mendatangi” isterinya
atau “didatangi” suaminya secara Islam.
Mungkin bagi
sebagian orang hal ini dianggap kurang penting, karena mereka
berpendapat : Hubungan intim suami isteri (Jima) tidak perlu pakai adab
dan aturan alami saja.. nyaman.. Sah-sah saja pendapat tersebut karena
itu hak asasi tapi…. sebelum berpendapat demikian coba pikirkanlah
kejadian/ cerita yang saya alami 11 tahun yang lalu yaitu:
Saya
masih ingat betul dengan cerita sahabat saya yang bernama Muklish saat
kami berjalan-jalan di kota Kimcheon Korsel, kami banyak menjumpai gadis
yang berpakaian sangat minim, Kata sahabat saya: “ Pak Kyai (Guru
ngaji) saya di Jawa Timur pernah ditanya oleh seorang Ibu : “Pak kenapa
anak gadis saya nggak punya malu, berpakaian selalu yang minim-minim,
saya jadi malu dengan tetangga, segala cara sudah saya usahakan tapi
tetap saja anak saya bandel, susah sekali dinasehati kenapa pak bisa
demikian?
Jawab Pak Kyai : “Kamu bikin anak telanjang nggak ditutup jadi anaknya ya begitu”
Apa
benar begitu? Ya bisa jadi memang demikan karena Islam mempunyai adab
dan cara yang baik dalam berhubungan intim (jima’) sehingga jika jima’
yang dilakukan tidak sesuai dengan adab ajaran Islam bisa saja keadaan
seperti diatas terjadi. Lihat saja hampir 99% gadis yang berpakaian
minim dan seksi karena orang tuanya tidak mempunyai pengetahuan agama
Islam yang cukup terutama dalam hal jima’.
Setelah saya
cari alasannya kenapa Guru ngaji sahabat saya berkata demikian, ternyata
Pak Kyai ini berpedoman pada hadist Rasullullah SAW:
Dari
‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya
(berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang
seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)
Rasullullah SAW
melarang jima’ tanpa penutup pasti ada maksudnya, selain yang diketahui
yaitu adanya mahluk Allah lain yang melihat (jin, qorin dll), bisa jadi
anak yang dihasilkan dengan jima’ telanjang akan menjadi anak yang
kurang mempunyai rasa malu seperti diatas, hanya saja untuk memastikan
jawabannya mungkin hanya orang yang diberi pengetahuan lebih oleh Allah
seperti Pak Kyai diatas.
Oleh karena itulah pengetahuan
adab hubungan intim suami isteri dalam islam ini sangat penting agar
muslimin dan muslimat diharapkan mempunyai keturunan yang baik dan tidak
terjebak dalam perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Adab dan Cara Berhubungan Intim ( Jima’) yang baik menurut Islam dapat dibagi dalam 3 keadaan yaitu :
A. Adab sebelum Jima’B. Adab saat Jima’C. Adab setelah Jima’
A. Adab sebelum Jima’ ..
1. Menikah ..
Menikah
adalah syarat mutlak untuk dapat melakukan hubungan intim secara Islam,
Menikah juga harus sesuai syarat dan rukunnya agar sah menurut islam.
Syarat dan Rukun pernikahan adalah : Adanya calon suami dan istri, wali,
dua orang saksi, mahar serta terlaksananya Ijab dan Kabul. Mahar harus
sudah diberikan kepada isteri terlebih dahulu sebelum suami menggauli
isterinya sesuai dengan sabda Rasullullah SAW:
“.Ibnu
Abbas berkata: Ketika Ali menikah dengan Fathimah, Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Berikanlah sesuatu
kepadanya.” Ali menjawab: Aku tidak mempunyai apa-apa. Beliau bersabda:
“Mana baju besi buatan Huthomiyyah milikmu?”. Riwayat Abu Dawud dan
Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.
Ini artinya Ali harus memberikan mahar dulu sebelum “mendatangi” Fathimah
Dalam
Islam, setiap Jima’ yang dilakukan secara sah antara suami dengan
isteri akan mendapat pahala sesuai dengan Sabda Rasullullah sallahu
alaihi wassalam:
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.”
Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala
dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika
kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu
juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan
berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
Jadi
Sungguh sangat beruntung bagi yang sudah menikah karena akan mendapat
pahala jika jima’ dengan suami/istrinya sendiri , beda jika belum
menikah jima’ akan menjadi dosa dan terkena hukum zina yang merupakan
dosa terbesar no.2 setelah dosa sirik. Zina tidak saja akan mendapatkan
dosa tapi juga Penyakit lahir maupun batin yaitu penyakit batin/jiwa
(enggan menikah) dan penyakit lahir berbahaya seperti AIDS yang
berbahaya karena belum ada obatnya yang cespleng sehingga penderitanya
seperti tervonis menunggu mati dll.
Menikah sangat banyak
kebaikannya yaitu: Menikah sangat dianjurkan Allah & Rasullullah
SAW, menikah akan mendapatkan hak untuk ditolong Allah, dapat
memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, menambah keluhuran/ kehormatan dan
yang pasti anda telah berhasil mengalahkan setan dkk karena orang yang
menikah telah berubah menjadi orang yang penuh dengan pahala dan jika
beribadahpun akan berlipat –lipat pahalanya dibandingkan ibadahnya saat
membujang
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah
berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka
(atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
Sabda
Rasulullah saw,”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka
: seorang yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada didalam
perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian
dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
Rasulullah
SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu.
Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan
menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
Jadi jangan sampai
ditipu mentah-mentah oleh setan untuk tidak ada keinginan / menunda
nikah dengan lebih menyukai pacaran karena
“Sungguh kepala
salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik,
daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani dan
Baihaqi)
Rasulullah SAW. bersabda : “Seburuk-buruk
kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah
yang tidak menikah” (HR. Bukhari).
Jika ada orang yang
enggan menikah karena alasan materi seperti penghasilan belum, tidak ada
biaya atau miskin dll renungkanlah firman Allah SWT yang pasti benar
dalam Al Quran S. An Nuur ayat 32:
Dan nikahkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut
(menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin
Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.An Nuur 32) Bagi yang sudah
mampu memberi nafkah tapi belummau menikah simaklah:
Sabda
Rasulullah saw.: Wahai kaum pemuda! Barang siapa di antara kamu
sekalian yang sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia menikah,
karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata dan
melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang belum mampu,
maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penawar bagi
nafsu. (Shahih Muslim No.2485)
Demikianlah untuk dijadikan pengetahuan bagi yang belum menikah
2. Memilih Hari dan Waktu yang baik / sunnah untuk jima’ ..
Semua
hari baik untuk jima’ tapi hari yang terbaik untuk jima’ dan ada
keterangannya dalam hadist adalah hari Jumat sedangkan hari lain yang
ada manfaatnya dari hasil penelitian untuk jima’ adalah hari Kamis.
Sedangkan waktu yang disarankan oleh Allah SWT untuk jima adalah setelah
sholat Isya sampai sebelum sholat subuh dan tengah hari sesuai firman
Allah dam surat An Nuur ayat 58.
Hai orang-orang yang
beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan
orang-orang yang belum balig diantara kamu, meminta izin kepada kamu
tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sesudah shalat
Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak
(pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu . Mereka melayani kamu,
sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah
Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (QS. 24:58)
Melihat kondisi diatas maka
hari dan waktu terbaik untuk jima adalah : Hari Kamis Malam setelah Isya
dan Hari Jumat sebelum sholat subuh dan tengah hari sebelum sholat
jumat. Hal ini didasarkan pada Hadist berikut:
Barang
siapa yang menggauli isterinya pada hari Jumat dan mandi janabah serta
bergegas pergi menuju masjid dengan berjalan kaki, tidak berkendaraan,
dan setelah dekat dengan Imam ia mendengarkan khutbah serta tidak
menyia-nyiakannya, maka baginya pahala untuk setiap langkah kakinya
seperti pahala amal selama setahun,yaitu pahala puasa dan sholat malam
didalamnya (HR Abu Dawud, An nasai, Ibnu Majah dan sanad hadist ini
dinyatakan sahih)
Dari Abu Hurairah radliyallhu ‘anhu,
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa mandi
di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang
pertama, ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di
waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa
yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing
gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti
berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima,
maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan
memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir
(khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).
Pendapat
di atas juga mendapat penguat dari riwayat Aus bin Aus radliyallah
‘anhu yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, berangkat lebih
awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada
imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia),
maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala
puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no.
1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no. 15585 dan sanad hadits ini
dinyatakan shahih)
Hasil penelitian di situs berita
internet di: Detikhealth Jumat, 15/10/2010 17:58 WIB Seperti dilansir
dari The Sun, Jumat (15/10/2010)
Kamis, hari terbaik
untuk berhubungan seksual Berdasarkan penelitian, tingkat energi
kortisol alami yang merangsang hormon seks berada di titik puncak pada
hari Kamis. Aturlah jam alarm Anda agar terbangun dan siap untuk
melakukan hubungan seks di pagi hari Kamis. Hari ini adalah ketika
hormon seks testosteron pada pria dan estrogen pada wanita lima kali
lebih tinggi dari biasa.
NB: Ada persesuaian antara hari
kamis menurut penelitian dengan hari jumat dalam hadist karena Hari
Jumat menurut orang islam dimulainya saat Maghrib (hari kamis sore) dan
berakhir pada jumat sore sebelum maghrib
3. Disunahkan mandi sebelum jima’ ..
Mandi
sebelum jima’ dan bersikat gigi bertujuan agar memberikan kesegaran dan
kenikmatan saat jima’. Mandi akan menambah nikmat jima karena badan
akan terasa segar dan bersih sehingga mengurangi gangguan saat jima’.
Jangan lupa jika setelah selesai jima’ dan masih ingin mengulangi lagi
sebaiknya kemaluan dicuci kemudian berwudhu.
Abu Rofi’
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada
suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali
selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah,
bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab,
“Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu
Daud no. 219 dan Ahmad 6/8. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
hasan)
4. Sebaiknya sholat sunnah 2 rakaat sebelum jima’ ..
Dari
Abdullah bin Mas’ud ia berkata: Aku memberi nasehat kepada seorang pria
yang hendak menikahi pemudi yang masih gadis, karena ia takut isterinya
akan membencinya jika ia mendatanginya, yaitu perintahkanlah (diajak)
agar ia melaksanakan sholat 2 rakaat dibelakangmu dan berdoa : Ya Allah
berkahilah aku dan keluargaku dan berkahilah mereka untukku. Ya Allah
satukanlah kami sebagaimana telah engkau satukan kami karena kebaikan
dan pisahkanlah kami jika Engkau pisahkan untuk satu kebaikan (HR. Ibnu
Abi Syaibah dan Thabrani dngan sanad Sahih
5. Menggunakan parfum yang disukai suami/ isteri sebelum jima’ ..
Menggunakan
parfum oleh perempuan sebelum jima di sunahkan karena akan lebih lebih
meningkatkan gairah suami isteri sehingga meningkatkan kualitas dalam
berhubungan suami isteri. Hal ini didasarkan pada hadist berikut : Empat
macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang,
memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
Perempuan
manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar
mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad, 4/418;
shahihul jam’: 105)
“Perempuan manapun yang memakai parfum
kemudian keluar ke masjid (dengan tujuan) agar wanginya tercium orang
lain maka shalatnya tidak diterima sehingga ia mandi sebagaimana mandi
janabat” (HR Ahmad2/444, shahihul jam’ :2073.)
Penggunaan
parfum oleh wanita diperbolehkan atau disunatkan tergantung dari
tujuannya, jika tujuannya untuk merangsang suami dalam jima’ disunahkan
tapi jika digunakan untuk merangsang kaum laki-laki akan berdosa.
6. Berpakaian dan berdandan yang disukai suami / isteri sebelum jima’
Seorang
isteri sebaiknya berdandan dan memakai pakaian yang disukai suami untuk
menyenangkan dan memudahkan suami berjima’. Berpakaian seksi dikamar
tidur dimana hanya suami atau isteri yang melihatnya diperbolehkan dalam
islam karena dapat meningkatkan kualitas hubungan suami isteri (Hadist
menyusul)
7. Berdoa meminta perlindungan Allah sebelum Jima’ ..
Berdoa
sangat penting sebelum melakukan jima’ terutama adalah doa memohon
perlindungan kepada Allah terhadap gangguan setan dalam pelaksanaan
jima. Berdoa dimulai dengan mengucapkan:
“ Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa”
Artinya
: Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan
jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan
Rasulullah
saw. bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya,
hendaklah ia membaca: “Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan
dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Sebab
jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan
anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. (Shahih
Muslim No.2591)
“Dari Ibnu Abbas r.a. ia menyampaikan apa
yang diterima dari Nabi SAW. Beliau bersabda, “Andaikata seseorang
diantara kamu semua mendatangi (menggauli) isterinya, ucapkanlah, “Bismi
Allâhi, Allâhumma Jannibnâ Syaithânâ wajannibi al-syaithânâ mâ
razaqtanâ.” (Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarilah kami dari syetan
dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan.” Maka
apabila ditakdirkan bahwa mereka berdua akan mempunyai anak, syetan
tidak akan pernah bisa membahayakannya.” (HR. Bukhâri Kitab Wudhuk
Hadist 141).
Jika jima’ untuk dengan tujuan mendapatkan anak bisa berdoa sbb :
“Ya
Allah berilah kami keturunan yang baik, bisa dijadikan pembuka pintu
rahmat, sumber ilmu, hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat” Amin
B. Adab saat jima’ ...
1. Jima dalam ruang tertutup tidak ditempat terbuka ..
Jima
adalah hubungan yang sangat pribadi sehingga jika dilakukan ditempat
terbuka (atap langit) dengan tekhnologi lensa terkini dapat saja
hubungan itu terlihat atau direkam oleh karena Jima’ ditempat tertutup
lebih baik. (Hadist menyusul)
2. Melakukan cumbu rayu saat jima dan bersikap romantis ..
Islam
mengajarkan jima yang disertai dengan pendahuluan ungkapan perasaan
kasih sayang seperti ucapan romantis, ciuman dan cumbu rayu dan tidak
mengajarkan langsung hajar tanpa pendahuluan . Hal ini sesuai dengan:
Sabda Rasul Allâh SAW: “Siapa pun diantara kamu, janganlah menyamai
isterinya seperti seekor hewan bersenggama, tapi hendaklah ia dahului
dengan perantaraan. Selanjutnya, ada yang bertanya: Apakah perantaraan
itu ? Rasul Allâh SAW bersabda, “yaitu ciuman dan ucapan-ucapan
romantis”. (HR. Bukhâriy dan Muslim).
Rasulullah
Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Beliau bersabda, “Janganlah salah seorang
di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia
terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.”
(HR. At-Tirmidzi).
Ketika Jabir menikahi seorang janda,
Rasulullah bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menikahi seorang
gadis sehingga kalian bisa saling bercanda ria? …yang dapat saling
mengigit bibir denganmu.” HR. Bukhari (nomor 5079) dan Muslim (II:1087)
3. Boleh, memberikan rangsangan dengan meraba, melihat, mencium kemaluan isteri ...
Suami
boleh melihat, meraba, mencium kemaluan isteri begitu juga sebaliknya,
meskipun boleh mencium kemaluan itu lebih baik jika tidak dilakukan
karena yang demikian itu lebih bersih.
Isteri-isterimu
adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. (QS. 2:223)
“Dari Aisyah RA, ia menceritakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana…” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Menggunakan selimut sebagai penutup saat berjima ..
Dari
‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya
(berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang
seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)
5. Jima boleh dari mana saja asal tidak lewat jalan belakang/dubur (sodomi)
Jima
dengan isteri boleh dilakukan darimana arah mana saja dari depan,
samping , belakang ( asal tidak sodomi) atau posisi berdiri, telungkup,
duduk, berbaring dll
Isteri-isterimu adalah (seperti)
tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat
bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. (QS. 2:223)
Note : Dubur adalah bukan tempat bercocok tanam yang menghasilkan tanaman (keturunan) tapi tempat pembuangan kotoran
Dari
Abi Hurairah Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya”.
(HR Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai)
6. Boleh menggunakan kondom atau dikeluarkan diluar kemaluan isteri (‘Azl) ..
Dari
Jabir berkata: ”Kami melakukan ’azl di masa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam dan Rasul mendengarnya tetapi tidak
melarangnya” (HR muslim).
C. Adab setelah jima’ ...
1. Tidak langsung meninggalkan suami / isteri setelah jima’ berdiam diri ..
2. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika ingin mengulang Jima’ ..
Dari
Abu Sa’id, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika
salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin
mengulangi senggamanya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim no.
308)
3. Berdoa setelah Jima ...
4. Mandi besar / Mandi janabah setelah jima’ ..
“Dari
Ubai bin Ka`ab bahwasanya ia berkata : “Wahai Rasul Allâh, apabila ia
seorang laki-laki menyetubuhi isterinya, tetapi tidak mengeluarkan mani,
apakah yang diwajibkan olehnya? Beliau bersabda, ”Hendaknya dia mencuci
bagian-bagian yang berhubungan dengan kemaluan perempuan, berwudhu’ dan
lalu shalat”.
Abu `Abd Allâh berkata, “mandi adalah
lebih berhati-hati dan merupakan peraturan hukum yang terakhir. Namun
mengetahui tidak wajibnya mandi kamu uraikan juga untuk menerangkan
adanya perselisihan pendapat antara orang `alim.” (HR. Bukhâriy dalam
Kitab Shahihnya/Kitab Mandi, hadits ke-290
Hal-hal yang dilarang dalam berhubungan suami isteri jima dalam Islam:
1. Jima’ saat isteri dalam keadaan haid ...
“Mereka
bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah
kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan
di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allâh kepadamu. Sesungguhnya Allâh menyukai
orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah/2: 222)
2. Jima’ lewat jalan belakang (sodomi) ...
Dari
Abi Hurairah Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya”.
(HR Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai)
Dari Amru bin Syu’aib
berkata bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Orang
yang menyetubuhi wanita di duburnya sama dengan melakukan liwath
(sodomi).. (HR Ahmad)
3. Jima dengan tidak menggunakan penutup/ telanjang ...
Dari
‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya
(berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang
seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ....
Silahkan
DICOPAS atau DI SHARE, dan Silahkan juga untuk men-TaG Sendiri'' atau
Saling Bantu membantu NgEtaG .. jika menurut sahabat note ini bermanfaat
....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA
ILAHI#------------------------------------------------.... Subhanallah
wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta
Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ....